·
Setiap ibu memiliki hak untuk mengakses dukungan kesehatan,
pelayanan yang manusiawi dan membutuhkan persalinan yang sehat.
·
Setiap ibu mempunyai hak untuk memilih cara persalinannya. Apakah
persalinan normal ataupun caesar adalah pilihan dari si ibu bukan paksaan dari
dokter.
·
Namun di seluruh dunia, juga di Indonesia hak asasi perempuan
seputar persalinan belum terpenuhi secara optimal.
·
Pemeriksaan, intervensi dan prosedur yang menimbulkan risiko bagi
ibu dan bayinya secara rutin dilakukan tanpa informed consent (keputusan
informasi) , atau melalui kepatuhan yang dipaksakan, melalui ancaman atau
ketakutan.
·
Too Much Too
Soon (TMTS). WHO menetapkan indikator persalinan caesaria 5-15% untuk setiap
negara, namun berdasarkan data RISKESDAS tahun 2010 angka tindakan caesar di
Indonesia telah mencapai 64,52%, melewati batas maksimal standard WHO.
·
Penyebab TMTS yaitu Cascade
Intervention:
Ø Menggunakan
berbagai obat untuk menginduksi persalinan
Ø Memecah
selaput ketuban
Ø Menggunakan
oksitosin sintetis (“pitocin”) mempercepat persalinan
Ø Memberikan
obat penghilang rasa sakit
Ø Diam di
tempat tidur
·
Membuat keputusan informasi (informed
consent):
Ø Saat hamil,
melahirkan dan pasca melahirkan, ibu bertanggung jawab membuat keputusan untuk
diri sendiri & bayi
Ø Adalah hak
ibu untuk mengijinkan atau menolak asuhan medis
·
Bagaimana ibu mengetahui apa yang terbaik untuknya dan bayinya?
Ø Mengumpulkan
informasi terbaik (resiko dan manfaat)
Ø Berani dan
percaya diri
Ø Cari jawaban
atas pertanyaan sebelum persalinan dimulai, dan ajukan
Ø Ajukan hak
pilihan (birth plan)
Ø Diskusi dan
meminta birth plan disertakan dalam
catatan medis
·
Saat masa kehamilan hendaknya ibu mencari informasi
sebanyak-banyaknya mengenai kehamilannya dan tenaga kesehatan yang akan ia
pilih sebagai penolong persalinannya nanti. Carilah tenaga kesehatan yang dapat
mendukung birth plan si ibu. Usahakan mencari tenaga kesehatan yang pro
dengan persalinan normal, karena biasanya ada tenaga kesehatan yang memaksakan
ibu untuk melakukan tindakan caesar padahal tidak ada indikasi darurat.
· Sedikit cerita dari pengalaman persalinan ibu Bidan Eka Maya
Febriana: saat kehamilan anak pertamanya qodarullah diawal kehamilannya beliau
diberiakn ujian oleh Allah yaitu letak plasenta janinnya tidak berada pada
posisi normal sehingga dokter menyarankan untuk bersalin secara caesar. Namun
beliau ingin jika persalinannya nanti tidak melalui operasi caesar, maka beliau
pasrahkan dan berdoa kepada Allah karena memang Allah lah yang Maha memberi
keputusan, dan Alhamdulillah plasenta pun dapat bergeser ke posisi normal.
Namun ujian kehamilannya belum selesai sampai disitu, di usia kehamilan 36
minggu janin berada pada posisi sungsang dan tidak dapat berputar ke posisi
normal sehingga beberapa dokter dan bidan yang ia kunjungi menyarankan untuk
bersalin secara caesar. Dengan keyakinan yang teguh agar dapat bersalin secara
normal, beliau pun berusaha mencari nakes yang dapat membantu persalinannya
nanti dengan tindakan persalinan normal hingga akhirnya ada seorang bidan yang
menyanggupinya atas bujukannya. Saat persalinannya pun adalah perjuangan yang
amat berat baginya, beliau bersalin dengan posisi merangkak dan kemudian
bayinya lahir dalam keadaan sungsang dengan posisi kaki bayi yang pertama kali
keluar. Dan persalinannya pun berlangsung selama satu jam.
Hikmah dari kisah ini adalah kita sebagai ibu yang
akan bersalin janganlah menyerah atas keadaan, berusahalan semaksimal mungkin
dan serahkan semua kepada Allah subhanahuwata’ala, karena jika Allah sudah
berkehendak apapun bisa terjadi. Jangan bergantung dan pasrah kepada nakes
saja. Dan penting bagi ibu yang baru pertama kali akan melakukan persalinan
berusaha semaksimal mungkin agar persalinan pertama berjalan secara normal, tidak
melalui tindakan caesar. Karena jika kelahiran pertama caesar, maka persalinan
kedua sebagian besar peluangnya juga mengalami tindakan caesar karena di
Indonesia masih sulit mencari nakes yang menyanggupi tindakan VBAC (Vaginal Birth After Cesareansection)
atau yang berarti persalinan normal pada ibu dengan riwayat operasi caesar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar