Jumat, 05 Mei 2017

[SEMINAR] Teknik Mengurangi Rasa Nyeri dalam Persalinan (Oleh: Prita Yusita, CBE & Doula AMANI)

·         Pada dasarnya rongga panggul wanita berbentuk sperti kepala bayi dimana Allaah menciptakannya sebagai jalan lahir bagi bayi keluar dari perut ibunya. Panggul wanita bersifat elastis karena disambung oleh ligamen yang lentur. Begitu bayi akan keluar, tubuh bayi mendorong rongga panggul tersebut dan panggul pun melebar memberi ruang untuk bayi bisa keluar, dan tulang ekorpun terdorong ke belakang agar bayi semakin mudah untuk keluar.  Melihat dari teori tersebut maka sebenarnya posisi melahirkan yang nyaman adalah pada posisi jongkok, berdiri, ataupun miring karena tulang ekor tidak tertindih dan dapat leluasa bergerak untuk memperluas jalan lahir bayi. Namun kebanyakan posisi melahirkan diterapkan di Indonesia ini adalah pada posisi berbaring karena lebih memudahkan dokter ataupun bidan dalam menolong persalinan walaupun si ibu yang melahirkan akan merasa kurang nyaman dengan posisi tersebut.
·         Banyak sekali ibu yang akan bersalin sangat menghawatirkan rasa sakit yang akan dialaminya ketika persalinan nanti. Padahal justru mindset atau pemikiran kita yang tertuju pada rasa sakit tersebut mengakibatkan rasa sakit itu muncul. Jadi sebaiknya ibu yang akan melalui proses persalinan mulai berfikir rileks dan ikhlas. Insyaallah dengan pikiran postif tersebut dapat mengurangi rasa sakit yang timbul pada proses persalinan.
·         Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan ketenangan bagi ibu yang akan bersalin yaitu:
a)     Tenangkan dengan mendengarkan murotal
Murotal yang berisikan ayat-ayat suci Al-Qur’an ini dapat menenangkan hati dan pikiran ibu. Dibandingkan dengan musik lain, ayat Al-Qur’an lebih banyak manfaatnya jika didengar. Ibu yang akan bersalin bisa meminta kepada dokter ataupun bidan untuk distelkan murotal Al-Qur’an di dalam ruangan bersalin dengan menggunakan speaker.
b)     Tenangkan dengan dzikir
Berdzikir atau mengingat Allah sangatlah bermanfaat jika dilakukan dibandingkan si ibu berteriak-teriak yang justru malah akan menambah rasa sakit yang dialaminya saat persalinan.
Proses persalinan dibagi menjadi 3 tahap:
-          Tahap I (Fase Laten)
Pada fase ini bayi belum saatnya untuk lahir, pembukaan masih pada tahap awal. Dan pada fase ini biasanya nakes akan menyuruh ibu untuk pulang dulu sambil menunggu fase selanjutnya.
-          Tahap II (Fase Aktif)
Fase dimana perhatian terpusat pada rasa sakit. Sebaiknya pada fase ini ibu melakukan aktifitas seperti biasa misalnya mencuci, mengepel, memasak, dan pekerjaan lainnya yang dapat mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit tersebut. Dan jangan lupa sambil berkomunikasi dengan nakes melalui pesan atau telfon untuk melaporkan kontraksi yang terjadi. Jangan mengkhawatirkan tentang pembukaan, alihkan rasa khawatir dengan berdzikir mengingat Allah.
-          Tahap III (Fase Transisi)
Sering disebut juga fase “all out”. Fase dimana rasa sakit makin terasa dan tidak tertahankan lagi. Fase ini adalah fase dimana ibu merasa ingin menyerah. Jika si ibu tidak tahan lagi dengan rasa sakit yang ia rasakan dan si bayi belum juga keluar, biasanya ibu akan meminta untuk di caesar agar rasa sakitnya cepat hilang. Pada tahap ini suami dan bidan harus banyak-banyak mengingatkan si ibu dan memberi dukungan penuh agar si ibu tetap semangat dalam proses persalinan tersebut.
c)      Tenangkan dengan bernafas
Pada masa hamil ibu dianjurkan untuk latihan pernafasan sebagai persiapan saat bersalin nanti. Biasakan dengan rajin berolahraga dan mengatur pernafasan. Terdapat tiga pernafasan dalm persalinan, salah satunya adalah pernafasan dada yang nantginya akan diterapkan pada fase aktif dan fase transisi. Bagi yang nafasnya pendek, sangat penting untuk melakukan latihan pernafasan ini. Untuk cara bagaimana melakukan latihan pernafasan, ibu dapat mencari info di berbagai media.
d)     Tenangkan dengan aromatherapy
Ibu dapat membawa aromatherapy kedalam ruang bersalin untuk dihirup karena dapat menenangkan pikiran si ibu menjadi lebih rileks. Aromatherapy juga dapat diganti dengan bau-bauan yang ibu suka yang dapat membuat nyaman si ibu, misalnya ibu dapat menghirup aroma bantal yang biasanya ia gunakan jikalau memang itu membuat si ibu menjadi lebih rileks.
e)     Tenangkan dengan makan dan minum
Siapkan makanan dan minuman di ruang bersalin misalnya: kurma, eskrim, coklat, air putih.
f)       Tenangkan dengan cinta kasih
Yaitu dengan melibatkan suami. Ciuman, pelukan, dan dukungan dari suami dapat sangat membantu si ibu menjadi lebih rileks. Hal tersebut penting terutama pada fase transisi dimana si ibu sudah amat sangat kesakitan dan merasa ingin menyerah.
g)     Tenangkan dengan visualisasi
Yaitu dengan cara mengalihkan pikiran: pikirkan bahwa saat melahirkan adalah bentuk ibadah kepada Allah, pasrahkan semuanya kepada Allah , jangan memikirkan tentang robekan di jalan lahir dan pikiran-pikiran yang dapat membebani diri ibu.
·         Beberapa cara untuk mengatasi sakit punggung
Keluhan yang sangat umum terjadi pada ibu hamil terutama yang telah memasuki trisemester tiga yaitu sakit punggung. Beban yang yang semakin berat pada perut akan menarik otot-otot punggung sehingga ibu merasakan punggung terasa pegal yang tak tertahankan. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi rasa pegal di punggung ibu hamil:
a)     Counterpressure
Dengan cara menekan titik pada bokong ataupun panggul si ibu hamil, cara ini dilakukan dengan bantuan orang lain misal bidan, doula, maupun suami.
b)     Double Hip Squeeze
c)      Pelvic Rockimg
d)     Birth ball
e)     Rebozo
f)       Tens
g)     Birth Massage
h)     Water relaxation
i)       Hot pack
j)       Ice pack

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[SHARING] Berburu Ilmu di Bengkel Diri

Bersyukur sekali saya bisa mengikuti kelas Bengkel Diri. Awalnya dulu saya sering membaca postingan Ummu Balqis dan selalu tersentil k...