·
Pada dasarnya rongga panggul wanita berbentuk sperti kepala bayi
dimana Allaah menciptakannya sebagai jalan lahir bagi bayi keluar dari perut
ibunya. Panggul wanita bersifat elastis karena disambung oleh ligamen yang
lentur. Begitu bayi akan keluar, tubuh bayi mendorong rongga panggul tersebut
dan panggul pun melebar memberi ruang untuk bayi bisa keluar, dan tulang
ekorpun terdorong ke belakang agar bayi semakin mudah untuk keluar. Melihat dari teori tersebut maka sebenarnya
posisi melahirkan yang nyaman adalah pada posisi jongkok, berdiri, ataupun
miring karena tulang ekor tidak tertindih dan dapat leluasa bergerak untuk
memperluas jalan lahir bayi. Namun kebanyakan posisi melahirkan diterapkan di
Indonesia ini adalah pada posisi berbaring karena lebih memudahkan dokter
ataupun bidan dalam menolong persalinan walaupun si ibu yang melahirkan akan
merasa kurang nyaman dengan posisi tersebut.
·
Banyak sekali ibu yang akan bersalin sangat menghawatirkan rasa
sakit yang akan dialaminya ketika persalinan nanti. Padahal justru mindset atau
pemikiran kita yang tertuju pada rasa sakit tersebut mengakibatkan rasa sakit
itu muncul. Jadi sebaiknya ibu yang akan melalui proses persalinan mulai
berfikir rileks dan ikhlas. Insyaallah dengan pikiran postif tersebut dapat
mengurangi rasa sakit yang timbul pada proses persalinan.
·
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan ketenangan
bagi ibu yang akan bersalin yaitu:
a) Tenangkan
dengan mendengarkan murotal
Murotal yang berisikan ayat-ayat suci
Al-Qur’an ini dapat menenangkan hati dan pikiran ibu. Dibandingkan dengan musik
lain, ayat Al-Qur’an lebih banyak manfaatnya jika didengar. Ibu yang akan
bersalin bisa meminta kepada dokter ataupun bidan untuk distelkan murotal
Al-Qur’an di dalam ruangan bersalin dengan menggunakan speaker.
b) Tenangkan
dengan dzikir
Berdzikir atau mengingat Allah sangatlah
bermanfaat jika dilakukan dibandingkan si ibu berteriak-teriak yang justru
malah akan menambah rasa sakit yang dialaminya saat persalinan.
Proses persalinan dibagi menjadi 3 tahap:
-
Tahap I (Fase Laten)
Pada fase ini bayi belum saatnya untuk lahir,
pembukaan masih pada tahap awal. Dan pada fase ini biasanya nakes akan menyuruh
ibu untuk pulang dulu sambil menunggu fase selanjutnya.
-
Tahap II (Fase Aktif)
Fase dimana perhatian terpusat pada rasa
sakit. Sebaiknya pada fase ini ibu melakukan aktifitas seperti biasa misalnya
mencuci, mengepel, memasak, dan pekerjaan lainnya yang dapat mengalihkan
perhatian ibu dari rasa sakit tersebut. Dan jangan lupa sambil berkomunikasi
dengan nakes melalui pesan atau telfon untuk melaporkan kontraksi yang terjadi.
Jangan mengkhawatirkan tentang pembukaan, alihkan rasa khawatir dengan
berdzikir mengingat Allah.
-
Tahap III (Fase Transisi)
Sering disebut juga fase “all out”. Fase
dimana rasa sakit makin terasa dan tidak tertahankan lagi. Fase ini adalah fase
dimana ibu merasa ingin menyerah. Jika si ibu tidak tahan lagi dengan rasa
sakit yang ia rasakan dan si bayi belum juga keluar, biasanya ibu akan meminta
untuk di caesar agar rasa sakitnya cepat hilang. Pada tahap ini suami dan bidan
harus banyak-banyak mengingatkan si ibu dan memberi dukungan penuh agar si ibu
tetap semangat dalam proses persalinan tersebut.
c) Tenangkan
dengan bernafas
Pada masa hamil ibu dianjurkan untuk latihan
pernafasan sebagai persiapan saat bersalin nanti. Biasakan dengan rajin
berolahraga dan mengatur pernafasan. Terdapat tiga pernafasan dalm persalinan,
salah satunya adalah pernafasan dada yang nantginya akan diterapkan pada fase
aktif dan fase transisi. Bagi yang nafasnya pendek, sangat penting untuk
melakukan latihan pernafasan ini. Untuk cara bagaimana melakukan latihan
pernafasan, ibu dapat mencari info di berbagai media.
d) Tenangkan
dengan aromatherapy
Ibu dapat membawa aromatherapy kedalam ruang
bersalin untuk dihirup karena dapat menenangkan pikiran si ibu menjadi lebih
rileks. Aromatherapy juga dapat diganti dengan bau-bauan yang ibu suka yang
dapat membuat nyaman si ibu, misalnya ibu dapat menghirup aroma bantal yang
biasanya ia gunakan jikalau memang itu membuat si ibu menjadi lebih rileks.
e) Tenangkan
dengan makan dan minum
Siapkan makanan dan minuman di ruang bersalin
misalnya: kurma, eskrim, coklat, air putih.
f) Tenangkan
dengan cinta kasih
Yaitu dengan melibatkan suami. Ciuman,
pelukan, dan dukungan dari suami dapat sangat membantu si ibu menjadi lebih
rileks. Hal tersebut penting terutama pada fase transisi dimana si ibu sudah
amat sangat kesakitan dan merasa ingin menyerah.
g) Tenangkan
dengan visualisasi
Yaitu dengan cara mengalihkan pikiran:
pikirkan bahwa saat melahirkan adalah bentuk ibadah kepada Allah, pasrahkan
semuanya kepada Allah , jangan memikirkan tentang robekan di jalan lahir dan
pikiran-pikiran yang dapat membebani diri ibu.
·
Beberapa cara untuk mengatasi sakit punggung
Keluhan yang sangat umum terjadi pada ibu
hamil terutama yang telah memasuki trisemester tiga yaitu sakit punggung. Beban
yang yang semakin berat pada perut akan menarik otot-otot punggung sehingga ibu
merasakan punggung terasa pegal yang tak tertahankan. Berikut ini beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi rasa pegal di punggung ibu
hamil:
a) Counterpressure
Dengan cara menekan titik pada bokong ataupun
panggul si ibu hamil, cara ini dilakukan dengan bantuan orang lain misal bidan,
doula, maupun suami.
b) Double Hip
Squeeze
c) Pelvic
Rockimg
d) Birth ball
e) Rebozo
f) Tens
g) Birth
Massage
h) Water
relaxation
i) Hot pack
j) Ice pack
Tidak ada komentar:
Posting Komentar