Minggu, 26 September 2010

hasil searching ngasal :p

hei sist,
abis searching tadi dapet foto-foto (yang menurutku) baguss and lucu :D
here they are ...
















gimana ?? baguss kaaann ?? :)

Sabtu, 25 September 2010

kisah motivasi

heii,sist
lama ngga ngeblog ni.maklum jadwal klas 3 padat merayap.hoho
hmm,skarang aku mau postingin kisah motivasi yang kmaren diceritain ma guru BK ku.
yaps,ni dia ...


♥ KISAH LANTAI DAN PATUNG MARMER ♥

Di sebuah negeri tersebutlah sebuah museum yang sangat terkenal. Museum tersebut sangat megah, lantai marmernya sangat mengkilat, saking mengkilatnya orang-orang dapat bercermin di lantai tersebut. Banyak orang datang dari penjuru dunia ke museum tersebut sangat ingin melihat sebuah patung wanita yang sangat indah. Patung tersebut terbuat dari marmer dan dibuat sangat halus, detail patung tersebut juga menandakan sebuah karya seni yang tinggi.

Jam 1 dini hari, suasana ruangan musium itu sangat lengang.

Berbeda sekali dengan siang hari, ketika ribuan wisatawan, anak sekolah, pelancong datang mengunjungi ruangan musium itu. Datang dari segala pelosok untuk melihat dari dekat untuk mengagumi mahakarya berupa patung marmer yang luar biasa indahnya. Patung berbentuk wanita cantik yang begitu halus pahatannya dan penuh dengan hiasan, sangat detail dan sempurna serta tampak begitu hidup.

Tiba-tiba keheningan itu dipecahkan oleh suara keluhan; “Sungguh tidak adil, ini sungguh tidak adil !” terdengar lantai marmer bicara.

“Mengapa engkau berkata demikian, sahabatku ?” Tanya sang patung marmer.

“Kita berasal dari bukit yang sama, kita juga dibuat oleh pemahat yang sama, tetapi mengapa nasib kita jauh berbeda. Engkau disana tampak begitu indah, dikagumi dan dibicarakan banyak orang, sementara aku, harus menerima nasib sebagai lantai batu disini yang hanya diinjak-injak tanpa dipedulikan, kalau mereka menginjak kotoran diluar sana, kotoran tersebut pasti menempel padaku. Padahal kita kan terbuat dari bahan yang sama. Ini sungguh tidak adil !” ujar lantai marmer dengan emosi.

“Oh, itu rupanya”, kata sang patung. “Ingatkah engkau pada pemahat kita ?”

“Tentu saja, aku tak akan lupa pada pemahat sialan itu. Ia mengambilku dari tempat tinggalku, ia gunakan pahat dan palu padaku untuk membuatku menderita. Sungguh sakit, aku tak terima diperlakukan begitu. Aku melawan dan terus melawan, aku tak mau ia mengubahku sesukanya. Enak saja, sampai kapanpun aku tak mau mengikuti kehendaknya” tukas lantai marmer masih emosi.

“Sahabatku”, ujar sang patung marmer lembut, “Itulah yang membedakan kita. Ketika sang pemahat mulai menggunakan pahatnya padaku, aku yakin bahwa sang pemahat punya maksud baik untukku. Aku bertahan atas segala derita yang kualami, aku rela untuk menerima cukilan demi cukilan pahatnya, aku tidak meyerah dan bisa menerima segala proses yang dilakukannya padaku sehingga akhirnya aku menjadi seperti sekarang, sebuah mahakarya.”

“Sementara engkau, engkau terus menolak dan melawan, engkau bersikap
negatif terhadap perubahan. Engkau tidak mau mengerti maksud baik sang pemahat, engkau mudah menyerah dan patah atas tempaan, sehingga hal terbaik yang bisa dilakukan hanyalah menjadikanmu ubin”, ujar patung marmer kembali.

Mendengar ini, sang lantai pun terdiam.

Sang patung kemudian melanjutkan :
“Oleh karena itu, janganlah engkau bicara soal ketidak adilan. Janganlah engkau melihat seakan nasib baik hanya datang kepada yang lain tapi tidak kepadamu. Janganlah engkau menyalahkan sang pemahat.

Salahkan dirimu sendiri, kalau sekarang engkau diabaikan, tidak dianggap penting dan diinjak-injak orang”.

Hidup ini pilihan, ketika Tuhan “Sang Pemahat Agung” menempa dan memahatmu melalui pelbagai cara, bagaimana dirimu menyambutnya akan menentukan, apakah engkau menjadi suatu mahakarya atau hanya sepetak lantai…..

(Author Unknown)
*sumber: http://tutmul.wordpress.com

*kesimpulanku:

kita ini layaknya sebuah marmer yang akan diukir. mau menjadi apa kita selanjutnya itu tergantung bagaimana kita menyikapinya. sebagai manusia kita selalu dihadapkan oleh berbagai ujian berupa kritikan dari orang lain. apakah kita akan kuat menerima kritikan dari orang lain ataukah kita malah semakin minder karena kritikan tersebut ?? yaa,cuma diri kita yang bisa menentukannya.
yaapp,seperti kita yang diibaratkan sebuah marmer,maka seseorang yang mengkritik kita itu diibaratkan sang penempa marmer tersebut.sang penempa marmer akan terus menempa marmer dengan alat-alatnya yang tajam dan menyakitkan si marmer tersebut.namun dengan kesabaran dan ketidak putus asa-an si marmer maka lahirlah sebuah karya marmer yang indah.seperti halnya kita,jika kita mendapat kritikan yang tajam dari orang lain dan kita dapat menerima kritikan itu bahkan menjadikan kritikan tersebut sebagai motivasi bagi diri kita maka kita akan menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.dan sebaliknya,jika kita hanya memandang sebelah mata kritikan dari orang lain tersebut maka kita tidak akan dapat melanjutkan hidup kita kearah yang lebih baik. so ... mulai sekarang,belajarlah untuk menerima kritikan dari orang lain meskipun kritikan itu sangat menyakitkan.!!!
oke,keep spirit,guys.! :)

[SHARING] Berburu Ilmu di Bengkel Diri

Bersyukur sekali saya bisa mengikuti kelas Bengkel Diri. Awalnya dulu saya sering membaca postingan Ummu Balqis dan selalu tersentil k...